SELAMAT HARI RAYA AIDILFITRI.. MAAP ZAHIR DAN BATIN..
Saturday, September 19, 2009
Wednesday, September 16, 2009
bertuahkah kita??
assalamualaikum wa rohmatullahi wa barokatuh..
Alhamdulillah hari nie da 26 ramadhan, da 26 hari kita semua menjalani ibadat dalam bulan yang penuh dengan rahmat, keampunan dan penuh dengan keberkatan.. lagi 3 hari kita semua akan menghadapi bulan syawal plak..
dunia hari ini penuh dengan pergolakkan, penuh dengan kekejaman, penuh dengan kemusnahan, penuh dengan kezaliman dan penuh dengan syaitan2 yang bertopengkan manusia..
kita hari ini bertuah masih berpuasa dan beraya dengan tenang, tetapi saudara mara kita di sana macam mana.. tak ada pakaian, makanan, apa kah hak kita terhadap saudara kita di sana..
gambar2 yang teramat menyayat hati, menyentuh perasaan, yang mengalirkan air mata.. kanak2 yang tidak bersalah, yang sepatutnya dilindungi namun telah menjadi mangsa kezaliman pihak yang KEJAM!! yang telah hilang rasa kemanusiaan, yang tiada hati dan perasaan, yang tidak takut dengan pembalasan TUHAN!!
namun begitu, kita di Malaysia pada hari ini perlu bersyukur kerana tempat kita masih aman walaupun keamanan ini belum pasti akan terjamin selamanya.. anak2 Malaysia masih bebas bermain, masih mampu ketawa girang, masih mampu hidup mewah, masih boleh blaja di sekolah2.. dan masih boleh bebas menyanyi, menari di pentas..
Alhamdulillah hari nie da 26 ramadhan, da 26 hari kita semua menjalani ibadat dalam bulan yang penuh dengan rahmat, keampunan dan penuh dengan keberkatan.. lagi 3 hari kita semua akan menghadapi bulan syawal plak..
dunia hari ini penuh dengan pergolakkan, penuh dengan kekejaman, penuh dengan kemusnahan, penuh dengan kezaliman dan penuh dengan syaitan2 yang bertopengkan manusia..
kita hari ini bertuah masih berpuasa dan beraya dengan tenang, tetapi saudara mara kita di sana macam mana.. tak ada pakaian, makanan, apa kah hak kita terhadap saudara kita di sana..
gambar2 yang teramat menyayat hati, menyentuh perasaan, yang mengalirkan air mata.. kanak2 yang tidak bersalah, yang sepatutnya dilindungi namun telah menjadi mangsa kezaliman pihak yang KEJAM!! yang telah hilang rasa kemanusiaan, yang tiada hati dan perasaan, yang tidak takut dengan pembalasan TUHAN!!
namun begitu, kita di Malaysia pada hari ini perlu bersyukur kerana tempat kita masih aman walaupun keamanan ini belum pasti akan terjamin selamanya.. anak2 Malaysia masih bebas bermain, masih mampu ketawa girang, masih mampu hidup mewah, masih boleh blaja di sekolah2.. dan masih boleh bebas menyanyi, menari di pentas..
anak2 idola kecil 2008..
anak merdeka!!
sama2 lah kita renung2 kan..
wallahu a'lam..
wallahu a'lam..
Thursday, September 10, 2009
frequently asked questions
There are many tricks to make zoom effect in blogger. One of theme is using Zoom effect with fancy zoom script. Please read my tutorial here!
There are many websites on the internet provide this service. One of theme is free service from http://www.emailmeform.com. Please read my tutorial here!
Monday, September 7, 2009
laila al qadar
assalamualaikum ya sohabi..
camne? dah bis khatam quran? hari ni dah 17 ramadhan kan. hari di mana diturunkan al quran [nuzul quran]. dan cuma tinggal lagi 13 hari untuk ramadhan meninggalkan kita. sedih sangat2 kan.. bulan yang penuh keberkatan akan berakhir. andai hayat kita panjang, boleh la jumpe next ramadhan, tp andai tak sempat?. so sementara ramadhan masih di sini, marilah kita sama2 mencari keberkatannya, memohon keampunan di pertengahan ramadhan ni dan sama2 mencari satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan iaitu malam al qadar [lailatul qadar].
Lailatul Qadr tersusun dari dua kata, lailah (lailatun) dan al-qadr. Lailah artinya malam, sedangkan al-qadr artinya asy-syaraf walizham (kemuliaan dan kebesaran).
Maka Lailatul Qadr artinya malam kemulian atau kebesaran, yang kemuliaan dan kebesarannya tidak ada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya AlQuran dan menjadi titik tolak segala kemuliaan yang dapat diraih.
Ada pula pendapat lain. Dalam kitab Tafsir al-Munir disebutkan, "Makna al-qadr adalah at-taqdir (penetapan). Dan Lailatul Qadr diberi nama demikian karena Allah Ta' ala menakdirkan pada malam itu apa-apa yang dikehendaki-Nya berupa penetapan-Nya sampai tahun mendatang mengenai urusan maut, ajal, rezeki, dan sebagainya."
Tapi bukankah ditakdirkannya segala perkara itu pada malam Nishfu Sya’ban? Jika timbul pertanyaan demikian, penjelasannya tertera dalam kitab Tafsir ash-Shawi Juz IV
halaman 320, "Maka jika engkau berkata 'Sesungguhnya ditakdirkannya segala perkara itu pada malam Nishfu Sya'ban', jawabannya, 'Permulaan takdir adalah malam Nishfu Sya'ban, dan diserahkannya kepada para malaikat adalah pada Lailatul Qadr'."
Ada pula yang mengartikan bahwa al-qadr adalah "sempit". Malam tersebut adalah malam yang sempit, kerana banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam surah Al-Qadr, "Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan."
Ketiga erti tersebut pada hakikatnya dapat menjadi benar semuanya. Kerana, bukankah malam tersebut adalah malam mulia; yang bila dapat diraih ia menetapkan masa depan manusia, dan pada malam itu malaikat-malaikat turun ke bumi membawa kedamaian dan ketenangan?
Malam ke berapa ia hadir?
Mengenai pada malam keberapa kemunculannya di bulan Ramadhan, para ulama berbeza pendapat. Ada yang mengatakan, ia dapat muncul pada malam keberapa saja. Ada pula yang berpendapat, Lailatul Qadr itu berpindah-pindah pada sepuluh hari yang terakhir bulan Ramadhan. Pendapat lain mengatakan, ia berpindah-pindah pada malam-malam yang ganjil dari sepuluh hari yang terakhir itu.
Ada juga yang mengatakan, di malam ke21. Ada yang berpendapat, di malam ke23. Ulama lain mengatakan, di malam ke25. Sebahagian yang lain mengatakan, di malam ke27. Dan ada pula yang berpendapat bahawa ia muncul di malam ke29.
Masing-masing memiliki dasar atas pendapatnya sendiri. Di sini disebutkan salah satunya, iaitu pendapat yang mengatakan bahawa ia muncul di malam ke27. Beberapa hadits dan isyarat menguatkan pendapat ini. Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa berusaha menuntutnya, hendaklah ia menuntutnya pada malam kedua puluh tujuh'." (HR Ahmad).
Apakah, bila Lailatul Qadr hadir, ia akan ditemui setiap orang yang terjaga (tidak tidur) pada malam itu, meskipun tidak mengisinya dengan ibadah?. Menurut keterangan-keterangan yang ada, malam ini tidak akan ditemui oleh orang-orang yang tidak mempersiapkan diri dan menyucikan jiwa menyambutnya. Kebaikan dan kemuliaan yang dihadirkan oleh malam ini tidak mungkin akan diraih kecuali oleh orang-orang tertentu saja.
Tanda2 lailatul qadar:
Mengenai tanda-tanda Lailatul Qadr, para ulama berbeza pendapat. Di antaranya, orang yang mendapati malam Lailatul Qadr melihat bahawa segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit bersujud kepada Allah. Ada juga yang mengatakan, tandanya adalah alam terang benderang walaupun di tempat-tempat yang gelap. Ada lagi yang mengatakan, orang yang mendapatkan malam itu mendengar salam para malaikat dan tutur katanya.
Sedangkan keterangan yang disebutkan dalam hadits adalah, pagi harinya matahari terbit dalam bentuk yang sangat putih bersih bagai bulan purnama, tidak memancarkan sinar yang keras, melainkan lembut saja. Siang harinya tidak terasa panas, padahal matahari sangat cerah, terang benderang. Udaranya sangat nyaman, tidak panas dan tidak pula dingin.
Untuk mendapatkan keutamaan malam ini dan memperoleh pahala seribu bulan itu, tidak disyaratkan kita mengetahui bahwa malam itu adalah Lailatul Qadr, melainkan cukup adanya mushadafah (yakni berkebetulan atau bertepatan). Ertinya, jika amal-amal ibadah yang kita lakukan ternyata bertepatan dengan malam itu, bererti kita telah mendapatkannya, meskipun kita tahu bahwa malam itu adalah Lailatul Qadr. Memang terkadang sebagian orang soleh "dibukakan" mengenai malam tersebut, tetapi itu tidak menjadi syarat untuk memperoleh pahala seribu bulan.
Untuk menghasilkan terbukanya malam yang diberkati ini, AI-Ghazali dalam Ihya' Ulumiddin juz I halaman 242 mengatakan, "Dan Lailatul Qadr itu sebutan untuk suatu malam yang terbuka dengan nyata padanya sesuatu dari Alam Malakut, dan ia itulah yang dimaksud dalam firman Allah, 'Sesungguhya Aku turunkan dia pada malam kemuliaan'. Barang siapa meletakkan di antara hati dan dadanya kantung makanan (ertinya memenuhi perutnya), ia terdinding darinya.
Dan orang yang mengosongkan perut besarnya pun belum mencukupi baginya untuk mengangkat hijab sebelum dikosongkannya gerak hatinya dari segala sesuatu selain Allah Azza wa Jalla."
Dalam rangka menyambut kehadiran Lailatul Qadr itu, yang Nabi SAW ajarkan kepada umatnya antara lain adalah melakukan i'tikaf di masjid. Walaupun dapat dilakukan bila2 saja dan dalam waktu berapa lama saja (bahkan ada yang mengatakan, walaupun hanya sesaat selama ada niat yang suci), baginda selalu melakukannya pada sepuluh hari terakhir bulan puasa. Di sanalah baginda bertadarus dan merenung sambil berdoa.
Lailatul Qadr yang ditemui atau yang menemui Nabi SAW pertama kali adalah ketika baginda menyendiri di Gua Hira, merenung tentang diri baginda dan masyarakat. Ketika jiwa baginda telah mencapai kesuciannya, turunlah ar-Ruh (Malaikat Jibril) membawa ajaran dan bimbingan kepada baginda, sehingga tejadilah perubahan total dalam perjalanan hidup baginda, bahkan perjalanan hidup umat manusia. Jadi, kalau kita ingin mendapatkan perubahan yang lebih baik dalam kehidupan kita, marilah kita manfaatkan kehadiran malam mulia ini sebaik-baiknya.
doa lailatul qadr:
satu hari yang pasti
Ajal yang datang di muka pintu,
Tiada siapa yang memberitahu,
Tiada siapa pun dapat hindari,
Tiada siapa yang berkecuali,
Lemah jemari nafas terhenti,
Tidak tergambar sakitnya mati,
Cukup sekali tak sanggup untuk ku mengulangi.
Tiada siapa yang memberitahu,
Tiada siapa pun dapat hindari,
Tiada siapa yang berkecuali,
Lemah jemari nafas terhenti,
Tidak tergambar sakitnya mati,
Cukup sekali tak sanggup untuk ku mengulangi.
Cuba kita renungi bait-bait lagu ini. MATI? Pernahkah terdetik di hati kita bagaimanakah ajal kita nanti? Adakah kita akan mati dalam husnul khotimah atau sebaliknya.
Firman Allah yang bermaksud; “Dan bagi tiap-tiap umat ada tempoh (yang telah ditetapkan); maka apabila datang tempohnya, tidak dapat mereka dikemudiankan walau sesaatpun dan tidak dapat pula mereka didahulukan.” (Surah Al-A’raf: 34)
Tiada satu makhluk pun yang mengetahui bilakah ajalnya akan tiba. Mungkin esok, lusa, atau mungkin sesaat sahaja lagi. Hikmahnya supaya kita sentiasa mengabdikan diri kepada Rabbul Jalil.
Marilah kita muhasabah diri kita kembali, berapa peratuskah dalam hidup ini, kita telah habiskan untuk mengabdikan diri kepada-Nya dan berapa banyakkah masa yang telah hati kita telah lalai dari mengingati-Nya.
Mungkin adakalanya kita menangis kerana terlalu rindukan keluarga di Malaysia, ataupun sesorang tercinta tetapi pernahkah kita menangis kerana amat rindu untuk berjumpa dengan Khaliq yang telah mencipta dan melimpahkan segala nikmat-Nya pada kita.
Para solihin tidak langsung berasa takut untuk mati kerana merasakan bahawa mati itu adalah syarat untuk mereka berjumpa dengan kekasih yang mereka cintai, Rabbul Izzati. Mereka sentiasa menantikan dan merindukan detik-detik pertemuan dengan Allah S.W.T. Berbeza dengan sesetengah daripada kita yang takutkan mati kerana tidak mahu kehilangan nikmat hidup di dunia yang fana.
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu dilalaikan oleh (urusan) harta benda kamu dan anak-pinak kamu daripada mengingati Allah (dengan menjalankan perintah-Nya). Dan (ingatlah), sesiapa yang melakukan demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Surah Al-Munafiqun: 9)
Justeru itu, marilah kita mempersiapkan diri untuk menghadapi ‘SATU HARI YANG PASTI’ itu. Perbanyakkanlah solat sunat, qiamulail, membaca Al-Quran, bersedekah serta menghadiri majlis ilmu. Sujudlah memohon keampunan Allah dan bertaubat pada-Nya. Pintu taubat Allah sentiasa terbuka untuk hamba-hamba-Nya.
Firman Allah yang bermaksud: “Dan segeralah kamu kepada (mengerjakan amal-amal yang baik untuk mendapat) keampunan dari Tuhan kamu dan (mendapat) Syurga yang bidangnya seluas segala langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (Surah Al-Imran: 133)
Sebelum kita tidur pada setiap malam, cubalah fikirkan, “Kalaulah aku mati ketika aku sedang tidur, apakah nasibku? Sudah langsaikah segala hutangku dengan Allah, manusia dan makhluk-makhluk yang lain. Adakah matiku ini dalam keadaan diredhai oleh Allah ataupun sebaliknya?”
Sekiranya kita selalu berfikir tentang mati dan azab kubur, InsyaAllah kita akan merasa takut untuk melakukan maksiat kepada Allah kerana takutkan azab-Nya yang maha pedih.
Lebih baik kita menyesal dan menangis ketika ini daripada kita menyesal di alam barzakh kelak. Fikir-fikirkanlah dan hitunglah segala dosa kita. Hakikatnya, manusia adalah makhluk yang lemah, tidak terlepas dari melakukan kesilapan. Namun ingatlah, Allah itu Maha Pengampun.
Berkata Imam Syafie ketika beliau sakit yang membawa kepada kematiannya: “Ketika hatiku menjadi keras dan pernafasanku sempit, aku menjadikan harapan untuk mencapai keampunan-Mu sebagai tangga. Dosaku sangat besar, namun ketika kubandingkan, ternyata keampunan daripada Tuhanku adalah lebih besar.”
Ayuh kita berfikir sejenak, sudah cukupkah amal ibadat kita untuk diadili di mahkamah Ilahi nanti? Semoga kita sama-sama dapat menjadi penghuni syurga yang abadi. Wallahua’lam.
Subscribe to:
Posts (Atom)