Monday, April 13, 2009

12 halangan menuntut ilmu




Ilmu adalah cahaya yang dikurniakan Allah kepada manusia. Tidak diragukan lagi kedudukan orang yang berilmu disisi Allah adalah lebih tinggi beberapa darjat. Hanya orang-orang yang berilmu & berakal lah dapat memahami kebesaran Allah melalui penciptaan alam semesta beserta segala isinya.

Demikian mulia kedudukan orang yang berilmu sehingga Rasulullah meriwayatkan dalam sebuah hadis :

"Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu maka Allah mudahkan jalannya menuju syurga. Sesungguhnya malaikat akan membuka sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu kerana redha dengan apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya seorang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit maupun di bumi sehingga ikan yang berada di air. Sesungguhnya keutamaan orang alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan di atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar, tidak juga dirham, Yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Dan barangsiapa yangmengambil ilmu itu, maka sungguh, ia telah mendapatkan bahgian yang paling banyak."
Siapa kah orang yang tidak mau di doakan oleh malaikat dan makhluk-makhluk Allah yang ada di bumi?? Sungguh hal tersebut adalah suatu kemuliaan yang besar.

Seperti kata pepatah “No pain, no gain” (tidak ada yang akan kita dapatkan tanpa pengorbanan), maka untuk mencapai kemuliaan yang bernama ilmu itu pasti ada cubaan yang harus kita hadapi..

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menghalangi sampainya kemuliaan ilmu kepada seseorang :

1. Niat yang rosak

Niat adalah dasar dan rukun amal. Apabila niat itu rosak maka rosaklah seluruh amalannya. Sebagaimana sabda Rasulullah “Amal itu tergantug niatnya, dan seseorang akan mendapatkan apa yang diniatkan…”
Imam Malik bin Dinar (wafat th.130 H) rahimahullah mengatakan,”Barangsi apa mencari ilmu bukan kerana Allah Ta’ala maka ilmu itu akan menolaknya hingga ia dicari hanya kerana Allah.

2. Ingin Terkenal dan Ingin Tampil

Cuba kita ingat mungkin terkadang saat kita belajar terdetik di hati kita “Supaya jadi ranking #1 atau jadi juara umum dan dikenal orang?? Ya, ingin terkenal dan ingin tampil adalah penyakit kronik. Tidak seorang pun yang boleh selamat darinya kecuali orang-orang yang dijaga oleh Allah Subhana Wa Ta’ala. Hal itu lebih dikenal dengan sebutan riya'. Rasulullah sangat khawatir adanya penykit ini pada umatnya. Kerana seringkali penyakit itu halus hingga muncul tanpa kita sadari, hingga Rasulullah mengibaratkan bahwa penyakit riya' itu seperti semut hitam, di batu hitam pada malam yang gelap. Bayangkan, hampir tak kelihatan kan?? So, be careful…

Rasulullah bersabda, "sesuatu yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah kesyirikan dan syahwat tersembunyi."

Mahmud bin Ar-Rabi berkata : “syahwat yang tersembunyi maksudnya adalah seseorang ingin senang apabila kebaikannya dipuji oleh orang lain. Hendaknya kita behati-hati terhadap penyakit ini, karena Allah memperingatkan dalam sebuah hadis yang disampaikan oleh Rasulullah Salallahu’alaihi Wassallam :
“Barangsiapa yang menyiarkan amalnya, maka Allah akan menyiarkan aibnya. Dan barangsiapa yang beramal kerana riya' maka Allah akan membuka niatnya di hadapan manusia pada hari kiamat.” Naudzubillahi mindzalik.

3. Lalai Menghadiri Majlis Ilmu

Jika kita tidak memanfaatkan majlis ilmu yang dibentuk dan pelajaran yang disampaikan, nescaya kita akan gigit jari sepenuh penyesalan. Kalau kebaikan yang ada di majlis ilmu hanya berupa ketenangan dan rahmat Allah yang meliputi mereka, maka dua alasan itu saja seharusnya sudah cukup sebagai pendorong untuk menghadirinya. Apalagi jika seseorang mengetahui bahawa orang yang menghadiri majlis ilmu –insyaAllah- mendapatkan dua keberuntungan, iaitu ilmu yang bermanfaat dan ganjaran pahala di akhirat!

4. Beralasan dengan banyaknya kesibukan

Alasan ini seringkali dijadikan syaitan sebagai alasan menjadi penghalang dalam menuntut ilmu. Cuba dihitung, Allah memberikan kita 24 jam, 8 jam untuk bekerja, 8 jam untuk istirehat, masih ada 8 jam lagi… apa yang selama ini telah kita lakukan untuk memanfaatkan sisa waktu itu???

5. Menyia-nyiakan kesempatan belajar di waktu kecil.

Allah Ta’ala berfirman : "Dan beribadahlah kepada Rabb-mu hingga datangnya kematian.” (QS.Al-Hijr : 99)
Kerana itu, mari kita semua para remaja, maupun orang tua, lelaki maupun wanita, kita bertaubat pada Allah Ta’ala atas apa yang telah luput dan berlalu. Sekarang, kita mulai menuntut ilmu, menghadiri majlis ta’lim, belajar dengan benar dan sungguh-sungguh dan menggunakan kesempatan sebaik-baiknya sebelum ajal tiba.

Ketika ditanya pada Imam Ahmad, "Sampai bilakah seseorang harus menuntut ilmu?” Beliau pun menjawab "sampai meninggal dunia.”

6. Bosan dalam menuntut ilmu

Diantara penghalang menuntut ilmu adalah merasa bosan dan beralasan dengan berkonsentrasi mengikuti peristiwa yang sedang terjadi. Ilmu yang kita cari seharusnya mendorong kita untuk mengetahui keadaan kita sendiri. Kita tidak akan boleh mengatasi berbagai masalah dan musibah yang menimpa kecuali dengan meletakkannya pada timbangan syariat. Seorang penyair mengatakan : "Syariat adalah timbangan semua permasalahan dan saksi atas akar masalah dan pokoknya”

Bosan itu adalah penyakit. Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit melainkan ada ubatnya. Tidaklah musibah terjadi melainkan ada penyelesaiannya dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Oleh kerana itu, kita harus melawan rasa bosan yang terkadang timbul saat kita belajar. Belajarlah sampai Anda mendapatkan nikmatnya ilmu.

7. Menilai Baik Diri Sendiri

Maksudnya adalah merasa bangga apabila dipuji dan merasa senang apabila mendengar orang lain memujinya.

Allah TA’ala berfirman : "Maka janganlah kamu merasa dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS. An-Najm : 32)

8. Tidak Mengamalkan Ilmu

Tidak Mengamalkan Ilmu merupakan salah satu sebab hilangnya keberkahtan ilmu. Allah Ta’ala benar-benar mencela orang yang melakukan ini dalam firmanNya : "Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan hal yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian Allah bahwa kamu mengatakan apa saja yang tidak kamu kerjakan" (QS.Ash-Shaff : 3)

9. Putus Asa dan Rendah Diri

Allah berfirman : “Dan Allah mengeluarkankamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl : 78)

Putus Asa dan Rendah Diri adalah salah satu penghalang ilmu. Semua manusia diciptakan dalam keadaan sama yang tidak mengetahui sesuatu pun. Jangan merasa rendah diri dengan lemahnya kemampuan menghafal, lambat membaca atau cepat lupa.
Selain itu menjauhi maksiat adalah sebab paling utama dalam menguatkan hafalan dan memperoleh ilmu.

10. Terbiasa Menunda-Nunda

Yusuf bin Asbath rahimahullah mengatakan : Muhammad bin samurah pernah menulis surat kepadaku sebagai berikut : "Wahai saudaraku janganlah sifat menunda-nunda menguasai jiwamu dan tertanam di hatimu karena ia membuat lesu dan meruosak hati. Ia memendekkan umur kita, sedangkan ajal segera tiba… Bangkitlah dari tidurmu dan sadarlah dari kelalaianmu! Ingatlah apa yang telah engkau kerjakan, engkau perlekehkan, engkau sia-siakan, engkau hasilkan dan apa yang telah engkau lakukan. Sungguh semua itu akan dicatat dan dihisab sehingga seolah-olah engkau terkejut dengannya dan engkau sedar dengan apa yang telah engkau lakukan, atau menyesali apa yang telah engkau sia-siakan.”

11. Belajar kepada Ahlul Bid’ah

Seorang penuntut ilmu tidak boleh belajar pada ahlul bid’ah kerana ahlul bid’ah merasa redha terhadap sesuatu yang menyelisishi agama Allah, seolah-olah ia mengatakan bahwa Allah Ta’ala belum menyempurnakan agama ini dan Rasulullah belum menyampaikan seluruh risalah.

12. Tergesa-gesa ingin memetik buah ilmu.

Seorang penuntut ilmu tidak boleh tergesa-gesa dalam usahanya memperoleh ilmu, kerana belajar adalah proses seumur hidup. Terutama yang berkaitan dalam masalah agama tidak cukup dilakukan dalam waktu satu atau dua tahun belajar.

Imam Yahya bin Abi Katsir rahimahullah mengatakan,"Ilmu tidak bisa diperoleh dengan tubuh yang dimanjakan”

Imam Ibnu Madini rahimahullah mengatakan,Dikatakan kepada Imam As-Sya’bi, Dari mana Anda peroleh semua ilmu ini?’ Beliau menjawab,"Dengan tidak bergantung pada manusia, menjelajahi berbagai negeri, bersabar seperti sabarnya benda mati, dan berpagi-pagi mencarinya seperti pagi-paginya burung gagak."

0 comments:

Post a Comment